Etika Jurnalisme Media Sosial: Antara Kecepatan dan Verifikasi
Minggu, 15 Juni 2025 21:45 WIB
Para jJurnalis juga harus mempertimbangkan implikasi etis dari penggunaan media sosial untuk berinteraksi dengan sumber dan publik,
Oleh Marselinda, Mahasiswi ilmu komunikasi Universitas Pamulang
Era digital telah mengubah lanskap jurnalisme secara fundamental. Media sosial, dengan kecepatan dan jangkauannya yang luas, menawarkan peluang tak terbatas bagi jurnalis untuk mengumpulkan informasi, berinteraksi dengan publik, dan menyebarkan berita. Namun, kemudahan ini juga menghadirkan tantangan etika yang signifikan.
Salah satu isu utama adalah verifikasi informasi. Di media sosial, berita palsu dan disinformasi dapat menyebar dengan cepat, seringkali tanpa filter atau pemeriksaan fakta yang memadai. Jurnalis yang mengandalkan media sosial sebagai sumber berita harus sangat berhati-hati untuk memverifikasi informasi sebelum mempublikasikannya. Kegagalan untuk melakukannya dapat merusak kredibilitas mereka dan berkontribusi pada penyebaran informasi yang salah.
Selain itu, jurnalis juga harus mempertimbangkan implikasi etis dari penggunaan media sosial untuk berinteraksi dengan sumber dan publik. Batasan antara kehidupan pribadi dan profesional semakin kabur di media sosial, dan jurnalis harus berhati-hati untuk menghindari konflik kepentingan atau kesan bias. Mereka juga harus menghormati privasi individu dan menghindari penyebaran informasi yang merugikan atau melanggar hukum.
Kode etik jurnalistik, seperti yang digariskan oleh Dewan Pers, menekankan pentingnya kebenaran, akurasi, dan imparsialitas. Jurnalis harus selalu berusaha untuk mematuhi prinsip-prinsip ini, bahkan ketika bekerja di lingkungan media sosial yang serba cepat dan seringkali tidak teratur.
Teori gatekeeping relevan di sini. Jurnalis berperan sebagai penjaga gerbang informasi, menyaring dan memverifikasi informasi sebelum disebarluaskan ke publik. Di era media sosial, peran ini menjadi semakin penting.
Singkatnya, media sosial menawarkan peluang besar bagi jurnalisme, tetapi juga menghadirkan tantangan etika yang signifikan. Dengan memprioritaskan verifikasi, transparansi, dan kepatuhan pada kode etik jurnalistik, jurnalis dapat memanfaatkan kekuatan media sosial untuk melayani publik dengan lebih baik, sambil tetap menjaga integritas dan kredibilitas mereka.
Referensi:
Kovach, B., & Rosenstiel, T. (2001). The Elements of Journalism.
Undang-Undang No.40/1999 tentang Pers
Kode Etik Jurnalistik

Mahasiswi ilmu komunikasi Universitas Pamulang
0 Pengikut

Etika Jurnalisme Media Sosial: Antara Kecepatan dan Verifikasi
Minggu, 15 Juni 2025 21:45 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler